Senin, 27 April 2020

Membandingkan Teks Diskusi dengan Teks Eksposisi

Membandingkan teks merupakan kegiatan untuk mengetahui adanya persamaan atau perbedaan beberapa teks. Langkah yang dapat dilakukan untuk membandingkan tersebut antara lain dengan emahami kaidah, karakteristik, dan struktur kedua teks tersebut. Kemudian memahami isi/makna kedua teks. Selanjutnya adalah mengidentifikasi adanya kaidah, karakteristik, dan struktur dalam setiap teks yang dibandingkan. Terakhir adalah  enarik kesimpulan mengenai persamaan atau perbedaan yang telah ditemukan dari kedua teks yang telah dibandingkan.

Membandingkan teks diskusi dengan teks eksposisi dilakukan untuk menemukan perbedaan kedua teks tersebut. Teks atau wacana dapat dibedakan berdasarkan struktur dan fitur bahasanya. Struktur yang terbentuk dari perbedaan fungsi-fungsi paragraf dalam membangun sebuah wacana. Sedangkan fitur bahasa merupakan penggunaan atau pemanfaatan bahasa untuk membangun sebuah wacana atau teks. Teks diskusi dan teks eksposisi memiliki beberapa perbedaan seperti dijelaskan di bawah ini.
 Membandingkan teks merupakan kegiatan untuk mengetahui adanya persamaan atau perbedaan be Membandingkan Teks Diskusi dengan Teks Eksposisi
A. Struktur
Berikut ini struktur teks diskusi dan teks eksposisi.

1. Teks Diskusi
Teks diskusi merupakan suatu teks yang berisi tentang sebuah wacana dengan permasalahan tertentu. Wacana yang bermasalah ini adalah wacana yang memiliki dua kubu antara pro (mendukung) dan kontra (menentang), antara pendukung isu dan penentang isu. Struktur teks diskusi yang meliputi isu, argumen mendukung, argumen menolak, dan simpulan seperti di bawah ini.
Struktur TeksKalimat
IsuAkhir-akhir ini tindakan kriminal yang dilakukan oleh pelajar di kota-kota besar sangat memperihatinkan. Mereka tidak hanya bersekolah, tetapi juga melakukan perusakan, perkelahian, dan bahkan pembajakan sebuah bus. Salah satu pejabat menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) setempat untuk memberikan sanksi kepada para pelajar nakal yang telah melakukan tindak kriminal. Masyarakat pada umumnya setuju bahwa pelajar yang melakukan tindakan kriminal perlu diberi sanksi. Bentuk sanksi apa yang diberikan? Sampai saat ini masih terjadi perdebatan di kalangan masyarakat.
Argumen
Mendukung
Sebagian masyarakat mengusulkan ada tiga sanksi tegas yang direkomendasikannya. Pertama, pelajar-pelajar tersebut dipindahkan dari sekolah asalnya ke sekolah lain. Murid-murid yang nakal biasanya berkelompok. Dengan demikan, pindahkan mereka ke sekolah lain, tetapi disebar, hingga benar-benar terpisah satu sama lain dan diharapkan tidak melakukan tindak kriminal lagi.

Kedua, yakni sanksi tidak naik kelas kepada seluruh pelajar yang terbukti telah melakukan tindakan-tindakan yang merugikan serta membahayakan keselamatan orang lain.

Sanksi ketiga, apabila kedua hukuman itu ternyata tidak berhasil mengubah perilaku, siswa bermasalah tersebut dikeluarkan dari sekolahnya saat ini dan dikembalikan kepada orang tua masing-masing. Meski begitu, pejabat itu sempat mengritik guru-guru di sekolah yang masih belum mampu mendidik siswa-siswinya untuk menjauhi perilaku-perilaku negatif.
Argumen
Menolak
Sementara itu, sebagian masyarakat tidak setuju kalau siswa yang nakal dikeluarkan dari sekolah. Alasannya, siswa itu masih perlu pembinaan. Pihak sekolah harus membina anak sekolah yang nakal tersebut. Apa gunanya sekolah kalau tidak bisa membina dan membimbing siswanya. Supaya tidak terjadi perkelahian, misalnya, sekolah perlu mengadakan kegiatan yang membuat siswanya betah di sekolah. Perlu diketahui bahwa pelajar, terutama, SMP merupakan peralihan dari anak ke remaja. Secara psikologis, mereka butuh perhatian. Kegiatan yang membuat siswa betah di sekolah, antara lain, olah raga, musik, tari, menulis, dan pramuka.

Setiap hari, murid-murid selalu berinteraksi dengan para guru. Jadi, sudah seharusnya guru mengawasi, memantau, serta membimbing siswa untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain.
SimpulanPada prinsipnya, sanksi bagi pelajar yang nakal boleh saja dilakukan. Meskipun demikian, sanksi itu harus mendidik siswa untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Jika sanksi itu tidak tepat, bukan tidak mungkin siswa itu akan semakin nakal.

2. Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah salah satu bentuk pengembangan paragraf yang bertujuan untuk menjabarkan suatu pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat. Struktur teks eksposis yang tesis, argumentasi, dan penegasan seperti di bawah ini.
Struktur TeksParagraf
TesisAkhir-akhir ini tindakan kriminal yang dilakukan oleh pelajar di kota-kota besar sangat memperihatinkan. Mereka tidak hanya bersekolah, tetapi juga melakukan perusakan, perkelahian, dan bahkan pembajakan sebuah bus. Salah satu pejabat menginstruksikan kepada kepala dinas pendidikan (Disdik) setempat untuk memberikan sanksi kepada para pelajar nakal yang telah melakukan tindak kriminal. Masyarakat pada umumnya setuju bahwa pelajar yang melakukan tindakan kriminal perlu diberi sanksi. Bentuk sanksi apa yang diberikan? Sampai saat ini masih terjadi perdebatan di kalangan masyarakat.
ArgumentasiSebagian masyarakat mengusulkan ada tiga sanksi tegas yang direkomendasikannya. Pertama, pelajar-pelajar tersebut dipindahkan dari sekolah asalnya ke sekolah lain. Murid-murid yang nakal biasanya berkelompok. Dengan demikian, pindahkan mereka ke sekolah lain, tetapi disebar, hingga benar-benar terpisah satu sama lain dan diharapkan tidak melakukan tindak kriminal lagi.

Kedua, yakni sanksi tidak naik kelas kepada seluruh pelajar yang terbukti telah melakukan tindakan-tindakan yang merugikan serta membahayakan keselamatan orang lain.

Saksi ketiga, kalau kedua hukuman itu ternyata tidak berhasil mengubah perilakunya, siswa yang bermasalah tersebut dikeluarkan dari sekolahnya saat ini dan dikembalikan kepada orang tua masing-masing. Meski begitu, pejabat itu sempat mengkritik guru-guru di sekolah yang masih belum mampu mendidik siswa-siswinya untuk menjauhi perilaku-perilaku negatif.

Setiap hari, murid-murid selalu berinteraksi dengan para guru dan siswa lainnya. Jadi, sudah seharusnya guru mengawasi, memantau serta membimbing siswa untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain. Kalau ada satu atau dua siswa yang nakal, baik secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi siswa yang lain.
PenegasanPada prinsipnya, sanksi bagi pelajar yang nakal perlu dilakukan. Meskipun demikian, sanksi itu harus mendidik siswa untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Jika sanksi itu tidak tepat, bukan tidak mungkin siswa itu akan semakin nakal.

2. Fitur Bahasa
Fitur bahasa adalah aspek, kualitas, atau ciri khas yang menonjol sehingga menjadi daya tarik sesuatu teks. Dari segi fitur bahasa kedua teks memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Teks Diskusi
Penggunaan kata modalitas. Salah satu ciri unsur kebahasaan di dalam teks diskusi adalah adanya kata modalitas. Modalitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti harus, akan, ingin, mungkin.

Penggunaan konjungsi perlawanan. Konjungsi perlawanan (kontras) digunakan menyatakan suatu hal yang bertentangan. Konjungsinya antara lain: tetapi,  sedangkan, tidak … tetapi, bukan … melainkan, dan  sebaliknya.

Penggunaan Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal. Kohesi leksikal adalah kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal itu dapat berbentuk, antara lain, dengan pengulangan, sinonim, antonim, dan hiponim.  Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan aturan gramatikal. Kohesi gramatikal, antara lain, dapat terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan elipsis.

Teks Eksposisi
Penggunaan modalitas. Salah satu ciri unsur kebahasaan di dalam teks eksposisi adalah adanya kata modalitas. Modalitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti harus, akan, ingin, mungkin.

Penggunaan kata kerja aksi. Kata kerja aksi adalah kata kerja untuk menyatakan bahwa subyek sedang melakukan suatu aksi atau pekerjaan.

Penggunaan transisi/konektif. Konjungsi (transisi) adalah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lain. Misalnya, dan, atau, oleh karena itu, kemudian.